Ngacir ke Batu Lapis dan Pulau Mengkudu
Waktunya bagi-bagi cerita liburan lagi. Masih dengan orang-orang yang sama tapi lebih seru pastinya. Liburan ini awalnya mau ke Pulau Pisang. Berhubung kera sakti lagi mengacau di sana, kita pindah haluan. Jadi, dengan mendadak jalan-jalan kali ini pindah ke Lampung Selatan, sekitaran Kecamatan Bakauheni. Batu Lapis dan Pulau Mengkudu, itulah yang jadi target barunya. Walaupun tidak tahu lokasi tepatnya, tetap semangat jiwa untuk sampai di sana meski hanya bermodalkan bantuan dari radar google map.
Beranggotakan tiga orang yang seharusnya empat (yang satunya terkurung dalam Gua Lima Jari sama kera sakti), kita start dari Negri Sakti, Pesawaran, menggunakan dua belalang tempur. Butuh waktu sekitar 2 sampai 3 jam untuk sampai ke lokasi. Waktu tempuh sedikit lama dari seharusnya karena harus meraba jalanan menggunakan google map.
Kita ikutin aja terus rute sesuai petunjuk dari google map. Sampai akhirnya jalan semakin menyempit, menanjak, menurun, dan terlebih lagi tikungannya cukup menyudut. Cek radar lagi, radar mengikstruksikan untuk maju terus! Nah, tidak lama setelah itu menurut peta, lokasi sudah dekat, tapi belum juga ada tanda-tanda dari Batu Lapis atau Pulau Mengkudu. Ternyata lokasi berada di sisi jalan yang lain, karena rute jalan membentuk huruf U. Jadi, lanjut sedikit lagi.
Akhirnya target terlihat, ada tulisan “Wisata Batu Lapis dan Pulau Mengkudu”. Oh iya, untuk ke Batu Lapis dan Pulau Mengkudu ternyata bisa lewat jalur darat atau jalur laut. Untuk jalur laut, langsung saja ke tempat Wisata Pantai Kahai. Kalau pergi bersama keluarga, dianjurkan ke Pantai Kahai terlebih dahulu. Aksesnya lebih mudah dan fasilitasnya juga sudah oke. Sedangkan untuk jalur darat, sedikit lebih ekstrim dan butuh stamina lebih. Kita masih harus berkendara lagi lewat jalan berbatu dan jalan tanah. Bahaya kalau kondisi jalan basah atau cuaca hujan. Nah, nanti kita akan melalui persimpangan yang memisahkan Batu Lapis dan Pulau Mengkudu. Terserah, mau mana yang lebih dulu.
Tapi untuk kali ini kita ke Batu Lapis dulu. Lurus terus dan laut sudah ada di depan mata. Eits, stop! Kita harus parkir motor dulu (jangan lupa bayar biar motor aman), karena kita harus jalan kaki. Menuruni jalan setapak sekitar kurang dari 100 meter dan sampailah kita di Batu Lapis.
Beranggotakan tiga orang yang seharusnya empat (yang satunya terkurung dalam Gua Lima Jari sama kera sakti), kita start dari Negri Sakti, Pesawaran, menggunakan dua belalang tempur. Butuh waktu sekitar 2 sampai 3 jam untuk sampai ke lokasi. Waktu tempuh sedikit lama dari seharusnya karena harus meraba jalanan menggunakan google map.
Kita ikutin aja terus rute sesuai petunjuk dari google map. Sampai akhirnya jalan semakin menyempit, menanjak, menurun, dan terlebih lagi tikungannya cukup menyudut. Cek radar lagi, radar mengikstruksikan untuk maju terus! Nah, tidak lama setelah itu menurut peta, lokasi sudah dekat, tapi belum juga ada tanda-tanda dari Batu Lapis atau Pulau Mengkudu. Ternyata lokasi berada di sisi jalan yang lain, karena rute jalan membentuk huruf U. Jadi, lanjut sedikit lagi.
Akhirnya target terlihat, ada tulisan “Wisata Batu Lapis dan Pulau Mengkudu”. Oh iya, untuk ke Batu Lapis dan Pulau Mengkudu ternyata bisa lewat jalur darat atau jalur laut. Untuk jalur laut, langsung saja ke tempat Wisata Pantai Kahai. Kalau pergi bersama keluarga, dianjurkan ke Pantai Kahai terlebih dahulu. Aksesnya lebih mudah dan fasilitasnya juga sudah oke. Sedangkan untuk jalur darat, sedikit lebih ekstrim dan butuh stamina lebih. Kita masih harus berkendara lagi lewat jalan berbatu dan jalan tanah. Bahaya kalau kondisi jalan basah atau cuaca hujan. Nah, nanti kita akan melalui persimpangan yang memisahkan Batu Lapis dan Pulau Mengkudu. Terserah, mau mana yang lebih dulu.
Tapi untuk kali ini kita ke Batu Lapis dulu. Lurus terus dan laut sudah ada di depan mata. Eits, stop! Kita harus parkir motor dulu (jangan lupa bayar biar motor aman), karena kita harus jalan kaki. Menuruni jalan setapak sekitar kurang dari 100 meter dan sampailah kita di Batu Lapis.
Ternyata batunya berlapis-lapis kayak kue lapis, hehe. Bebatuan di sini permukaannya cukup luas dan di bagian tepiannya ada lipatan-lipatan yang kalau dilihat seperti lembaran batu yang ditumpuk berlapis-lapis. Benar-benar penuh dengan batu, jadi serasa lagi ada di zaman prasasti (ada enggak ya? hehe).
Hijaunya pepohonan, padang batu, dan birunya laut jadi perpaduan pemandangan yang aduhai. Diiringi pula lagu dari desir ombak dan hembusan angin. Mantap jiwa!
Istirahat sudah, main air sudah, foto-foto sudah. Ayo lanjut ke Pulau Mengkudu. Kembali ke persimpangan tadi, kita lewat jalan lebih sempit yang cuma bisa dilewati kendaraan roda dua. Terus kita harus lanjut lagi dengan berjalan kaki. Nah, jalurnya lumayan terjal. Fisik enggak kuat, siap-siap istirahat beberapa kali deh, lebih lagi diwaktu pulang (menanjak). Tapi, ta da!!
Walau rute jalannya lumayan membuat otot-otot kaki seperti terbakar, tapi puaslah ketika sesampainya di Pulau Mengkudu.
Awalnya di Pulau ini dulu terdapat banyak pohon mengkudu, makanya diberi nama Pulau Mengkudu. Uniknya di sini ialah karena antara Pulau Mengkudu dan Pulau Sumatera ada pantai kecil dengan pasir putih yang seperti jalan atau jembatan yang menghubungkan Pulau Mengkudu dan Pulau Sumatera. Ada juga sebuah kapal tidak terpakai yang terdampar. Spot yang oke untuk foto-foto!
Langganan:
Postingan (Atom)
Mengenai Saya
Arsip Blog
-
▼
2017
(32)
-
▼
September
(16)
- Karikatur: Vespa
- Vektor: Rosfa Nur Azizah
- Vektor: Celebration
- Ngacir ke Batu Lapis dan Pulau Mengkudu
- Karikatur: Sella Eka Putri
- Karikatur: Nico Makmur
- Karikatur: Puji Astuti
- Vektor: Yopi Puspita
- Karikatur: Pricillia Rahayu
- Vektor: Graduation [Simple]
- Katikatur: Sepeda di Tepi Pantai
- Vektor: The Wedding
- Karikatur: Dosen
- Karikatur: Persib Bandung
- Karikatur: Vespa
- Vector: Graduation
-
▼
September
(16)
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar: